Kisah Kekhalifahan Umar bin Khattab
Pada hari-hari terakhir hidupnya, Khalifah Abu
Bakar sibuk bertanya pada banyak orang.”Bagaimana pendapatmu tentang Umar?”
Hampir semua orang menyebut Umar adalah seorang yang keras, namun jiwanya
sangat baik. Setelah itu, Abu Bakar minta Usman bin Affan untuk menuliskan
wasiat bahwa penggantinya kelak adalah Umar.
Tampaknya Abu Bakar khawatir jika umat Islam akan
berselisih pendapat bila ia tak menuliskan wasiat itu.
Pada tahun 13 Hijriah atau 634 Masehi, Abu Bakar
wafat dan Umar menjadi khalifah. Jika orang-orang menyebut Abu Bakar sebagai
“Khalifatur- Rasul”, kini mereka memanggil Umar “Amirul Mukminin” (Pemimpin
orang mukmin). Umar masuk Islam sekitar tahun 6 Hijriah. Saat itu, ia berniat
membunuh Muhammad namun tersentuh hati ketika mendengar adiknya,Fatimah,
melantunkan ayat Quran.
Selama di Madinah, Umarlah –bersama Hamzah-yang
paling ditakuti orang-orang Quraisy.Keduanya selalu siap berkelahi jika Rasul
dihina. Saat hijrah, ia juga satu-satunya sahabat Rasul yang pergi secara
terang-terangan. Ia menantang siapapun agar menyusulnya bila ingin “ibunya
meratapi, istrinya jadi janda, dan anaknya menangis kehilangan.”
Kini ia harus tampil menjadi pemimpin semua. Saat
itu, pasukan Islam tengah bertempur sengit di Yarmuk -wilayah perbatasan dengan
Syria. Umar tidak memberitakan kepada pasukannya bahwa Abu Bakar telah wafat
dan ia yang sekarang menjadi khalifah. Ia tidak ingin mengganggu konsentrasi
pasukan yang tengah melawan kerajaan Romawi itu.
Di Yarmuk, keputusan Abu Bakar untuk mengambil
markas di tempat itu dan kecerdikan serta keberanian Khalid bin Walid membawa
hasil. Muslim bermarkas di bukit-bukit yang menjadi benteng alam, sedangkan
Romawi terpaksa menempati lembah di hadapannya. Puluhan ribu pasukanRomawi -baik
yang pasukan Arab Syria maupun yang didatangkan dari Yunani-tewas. Lalu
terjadilah pertistiwa mengesankan itu.
Panglima Romawi, Gregorius Theodore -orang-orang
Arab menyebutnya “Jirri Tudur”– ingin menghindari jatuhnya banyak korban. Ia
menantang Khalid untuk berduel. Dalam pertempuran dua orang itu, tombak
Gregorius patah terkena sabetan pedang Khalid. Ia ganti mengambil pedang besar.
Ketika berancang-ancang perang lagi, Gregorius bertanya pada Khalid tentang
motivasinya berperang serta tentang Islam.
Mendengar jawaban Khalid, di hadapan ratusan ribu
pasukan Romawi dan Muslim, Gregorius menyatakan diri masuk Islam. Ia lalu
belajar Islam sekilas, sempat menunaikan salat dua rakaat, lalu bertempur di
samping Khalid. Gregorius syahid di tangan bekas pasukannya sendiri. Namun
pasukan Islam mencatat kemenangan besar di Yarmuk, meskipun sejumlah sahabat
meninggal di sana. Di antaranya adalah Juwariah, putri Abu Sofyan.
Umar kemudian memecat Khalid, dan mengangkat Abu
Ubaidah sebagai Panglima Besar pengganti. Umar khawatir, umat Islam akan sangat
mendewakan Khalid. Hal demikian bertentangan prinsip Islam. Khalid ikhlas
menerima keputusan itu. “saya berjihad bukan karena Umar,” katanya. Ia terus
membantu Abu Ubaidah di medan tempur. Kota Damaskus berhasil dikuasai. Dengan
menggunakan “tangga manusia”, pasukan Khalid berhasil menembus benteng Aleppo.
Kaisar Heraklius dengan sedih terpaksa mundur ke Konstantinopel, meninggalkan
seluruh wilayah Syria yang telah lima abad dikuasai Romawi.
Penguasa Yerusalem juga menyerah. Namun mereka
hanya akan menyerahkan kota itu pada pemimpin tertinggi Islam. Maka Umar pun
berangkat ke Yerusalem. Ia menolak dikawal pasukan. Jadilah pemandangan ganjil
itu. Pemuka Yerusalem menyambut dengan upacara kebesaran. Pasukan Islam juga tampil
mentereng. Setelah menaklukkan Syria, mereka kini hidup makmur.Lalu Umar dengan bajunya yang sangat
sederhana datang menunggang unta merah. Ia hanya disertai seorang pembantu.
Mereka membawa sendiri kantung makanan serta air.
Kesederhanaan Umar itu mengundang simpati
orang-orang non Muslim. Apalagi kaum GerejaSyria dan Gereja Kopti-Mesir memang
mengharap kedatangan Islam. Semasa kekuasaan Romawi mereka tertindas, karena
yang diakui kerajaan hanya Gereja Yunani. Maka, Islam segera menyebar dengan
cepat ke arah Memphis (Kairo), Iskandaria hingga Tripoli, di bawah komandoAmr
bin Ash dan Zubair, menantu Abu Bakar.
Ke wilayah Timur, pasukan Saad bin Abu Waqas juga
merebut Ctesiphon –pusat kerajaan Persia,pada 637 Masehi. Tiga putri raja
dibawa ke Madinah, dan dinikahkan dengan Muhammad anak Abu Bakar, Abdullah anak
Umar, serta Hussein anak Ali. Hussein dan istrinya itu melahirkan Zainal Ali
Abidin -Imam besar Syiah.
Dengan demikian, Zainal mewarisi darah Nabi
Muhammad, Ismail dan Ibrahim dari ayah, serta darah raja-raja Persia dari ibu.
Itu yang menjelaskan mengapa warga Iran menganut aliran Syiah. Dari Persia,
Islam kemudian menyebar ke wilayah Asia Tengah, mulai Turkmenistan, Azerbaijan
bahkan ke timur ke wilayah Afghanistan sekarang.
Banyak Sekali Sifat-sifat teladan yang patut kita
contoh dari Seorang Umar Bin Khatab, Salah satunya adalah, Suatu ketika Umar
bin Khattab sedang berkhotbah di masjid di kota Madinah tentang keadilan dalam
pemerintahan Islam. Pada saat itu muncul seorang lelaki asing dalam masjid ,
sehingga Umar menghentikan khotbahnya sejenak, kemudian ia melanjutkan.
“Sesungguhnya seorang pemimpin itu diangkat dari
antara kalian bukan dari bangsa lain. Pemimpin itu harus berbuat untuk
kepentingan kalian, bukan untuk kepentingan dirinya, golongannya, dan bukan
untuk menindas kaum lemah. Demi Allah, apabila ada di antara pemimpin dari kamu
sekalian menindas yang lemah, maka kepada orang yang ditindas itu diberikan
haknya untuk membalas pemimpin itu. Begitu pula jika seorang pemimpin di antara
kamu sekalian menghina seseorang di hadapan umum, maka kepada orang itu harus
diberikan haknya untuk membalas hal yang setimpal.”
Selesai khalifah berkhotbah, tiba-tiba lelaki
asing tadi bangkit seraya berkata; “Ya Amiirul Muminin, saya datang dari Mesir
dengan menembus padang pasir yang luas dan tandus, serta menuruni lembah yang
curam. Semua ini hanya dengan satu tujuan, yakni ingin bertemu dengan Tuan.”
“Katakanlah apa tujuanmu bertemu denganku,” ujar
Umar.
“Saya telah dihina di hadapan orang banyak oleh
Amr bin Ash, gubernur Mesir. Dan sekarang saya akan menuntutnya dengan hukum
yang sama.”
“Ya saudaraku, benarkah apa yang telah engkau
katakan itu?” tanya khalifah Umar ragu-ragu.
“Ya Amiirul Muminin, benar adanya.”
“Baiklah, kepadamu aku berikan hak yang sama
untuk menuntut balas. Tetapi, engkau harus mengajukan empat orang saksi, dan
kepada Amr aku berikan dua orang pembela. Jika tidak ada yang membela gubernur,
maka kau dapat melaksanakan balasan dengan memukulnya 40 kali.”
“Baik ya Amiirul Muminin. Akan saya laksanakan
semua itu,” jawab orang itu seraya berlalu. Ia langsung kembali ke Mesir untuk
menemui gubernur Mesir Amr bin Ash.
Ketika sampai ia langsung mengutarakan maksud dan
keperluannya. “Ya Amr, sesungguhnya seorang pemimpin diangkat oleh rakyat, dari
rakyat, dan untuk rakyat. Dia diangkat bukan untuk golongannya, bukan untuk
bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya, dan bukan pula untuk menindas
yang lemah dan mengambil hak yang bukan miliknya. Khalifar Umar telah memberi
izin kepada saya untuk memperoleh hak saya di muka umum.”
“Apakah kamu akan menuntut gubernur?” tanya salah
seorang yang hadir.
“Ya, demi kebenaran akan saya tuntut dia,” jawab
lelaki itu tegas.
“Tetapi, dia kan gubernur kita?”
“Seandainya yang menghina itu Amiirul Muminin,
saya juga akan menuntutnya.”
“Ya, saudara-saudaraku. Demi Allah, aku minta
kepada kalian yang mendengar dan melihat kejadian itu agar berdiri.”
Maka banyaklah yang berdiri.
“Apakah kamu akan memukul gubernur?” tanya
mereka.
“Ya, demi Allah saya akan memukul dia sebanyak 40
kali.”
“Tukar saja dengan uang sebagai pengganti pukulan
itu.”
“Tidak, walaupun seluruh masjid ini berisi
perhiasan aku tidak akan melepaskan hak itu,” jawabnya .
“Baiklah, mungkin engkau lebih suka demi kebaikan
nama gubernur kita, di antara kami mau jadi penggantinya,” bujuk mereka.
“Saya tidak suka pengganti.”
“Kau memang keras kepala, tidak mendengar dan
tidak suka usulan kami sedikit pun.”
“Demi Allah, umat Islam tidak akan maju bila terus
begini. Mereka membela pemimpinnya yang salah dengan gigih karena khawatir akan
dihukum,” ujarnya seraya meninggalkan tempat.
Amr binAsh serta merta menyuruh anak buahnya
untuk memanggil orang itu. Ia menyadari hukuman Allah di akhirat tetap akan
menimpanya walaupun ia selamat di dunia.
“Ini rotan, ambillah! Laksanakanlah hakmu,” kata
gubernur Amr bin Ash sambil membungkukkan badannya siap menerima hukuman
balasan.
“Apakah dengan kedudukanmu sekarang ini engkau
merasa mampu untuk menghindari hukuman ini?” tanya lelaki itu.
“Tidak, jalankan saja keinginanmu itu,” jawab
gubernur.
“Tidak, sekarang aku memaafkanmu,” kata lelaki
itu seraya memeluk gubernur Mesir itu sebagai tanda persaudaraan. Dan rotan pun
ia lemparkan.
Umar wafat pada tahun 23 Hijriah atau 644 Masehi.
Saat salat subuh, seorang asal Parsi Firuz menikamnya dan mengamuk di masjid
dengan pisau beracun. Enam orang lainnya tewas, sebelum Firus sendiri juga
tewas. Banyak dugaan mengenai alasan pembunuhan tersebut. Yang pasti,ini adalah
pembunuhan pertama seorang muslim oleh muslim lainnya.
Umar bukan saja seorang yang sederhana, tapi juga
seorang yang berani berijtihad. Yakni melakukan hal-hal yang tak dilakukan
Rasul. Untuk pemerintah, ia membentuk departemen-departemen.Ia
tidak lagi membagikan harta pampas an perang buat pasukannya, melainkan
menetapkan gaji buat mereka. Umar memulai penanggalan Hijriah, dan melanjutkan
pengumpulan catatan ayat Quran yang dirintis Abu Bakar. Ia juga memerintahkan
salat tarawih berjamaah.
Comments